Mencari Asal-usul Kitab Suci

oleh Dr. Kamal Salibi

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Catatan Kaki:

1. DUNIA YAHUDI KUNO

1. Istilah 'Semit', dipakai untuk menggambarkan bangsa yang berhubungan dengan bangsa Ibrani dan bahasa-bahasa mereka, pertama kali diperkenalkan oleh A. L. Schlozer dalam tahun 1781. Istilah ini berasal dari kata Shem (sm) dalam Bibel, putra Nabi Nuh dan yang dianggap sebagai leluhur orang-orang Israil dan bangsa-bangsa lain menurut Bibel. Bibel Ibrani berbicara mengenai bangsa-bangsa keturunan Shem tanpa menggambarkan mereka sebagai orang-orang 'Semit'.

2. Bahasa tersebut mungkin disebut dengan nama ini pada masa silam. Sebuah sebutan Bibel, yaitu Yesaya 19:18, menyebutkan 'bahasa Kanaan' (spt kn'n), agaknya berarti bahasa Ibrani.

3. Kemudian akan ditunjukkan melalui analisa toponimis bahwa tanah Kanaan menurut Bibel terletak di sisi maritim Asir, bukan di Palestina dan pesisir Suria, seperti yang biasanya diduga. Mendasarkan hampir sebagian besar argumentasi mereka pada bukti-bukti dalam Bibel, yang ditafsirkan dengan salah, para ahli telah menganggap bahwa bangsa Aramaea (Aram) pada mulanya merupakan penghuni daerah Suria bagian utara di sebelah barat sungai Efrat. Namun, sebuah penelitian kembali atas bukti-bukti menurut Bibel menunjukkan kepada kita bahwa yang disebut oleh Bibel Ibrani sebagai Aram (konsonan 'rm) sebenarnya adalah Arabia Barat. Aram Naharim ('rm nhrym, Kejadian 28:2 dan sebagainya), contohnya, jelas bukan Mesopotamia, tetapi merupakan Naharin (nhryn) kini di dekat Taif (al-Ta'if), di Hijaz bagian selatan. Maka dari itu, kita harus menyimpulkan bahwa Paddan-aram (pdn 'rm, Kejadian 28:2 dan sebagainya) adalah Dafinah (dpn) di dekatnya, di daerah sekitar Mekah, bukan Mesopotamia. Begitu pula beberapa nama yang lain yang oleh Bibel Ibrani diasosiasikan dengan Aram Beth-rehob, Aram Zobah dan bahkan Damaskus (Dha Misk di Arabia Barat, atau d msk, bandingkan dengan kata Ibrani dmsq) - mungkin kini dapat ditemui namanya di Hijaz dan Asir. Wadi Waram (wrm) juga memakai nama Aram kuno di sana. Kebetulan juga, Iram ('rm, Qur'an 89:7) di dalam Qur'an, sebagai nama tempat, secara konsonan sama dengan Aram dalam Bibel, yang juga adalah 'rm. Qur'an menghubungkan tempat ini dengan Dhat al-'Imad. Al-'Imad kini merupakan sebuah desa di dataran tinggi Zahran (Zahran), sebuah daerah di sebelah selatan Taif, dan di sini sebuah daerah Aram setempat bertahan sebagai desa Aryamah ('rym). Terus-terang saja, kita tidak dapat mengatakan dengan pasti sampai seberapa jauh luas tanah di Arabia Barat menurut Bibel itu, tetapi tanah ini jelas mencakup daerah-daerah selatan Hijaz.

4. Zellig S. Harris, A Grammar of the Phoenician Language (New Haven, Conn., 1936), halaman 7, catatan 29. Harris menyebutkan bukti-bukti selanjutnya yang menandakan bahwa bangsa Funisia (Phoenicia), di sepanjang pantai Suria dan di tempat-tempat lain, sebenarnya menyebut diri mereka bangsa Kanaan.

5. Bukti Herodotus mengenai hal ini, seperti mengenai hal-hal lain yang berkenaan dengan sejarah Timur Dekat kuno, biasanya tidak ditanggapi dan dianggap tidak berharga oleh para sejarawan dan para ahli purbakala modern di daerah itu. Tentunya mereka secara sombong memperlakukannya dengan demikian, karena bukti-bukti ini tidak cocok dengan anggapan-anggapan mereka yang sebagian besar berdasarkan pada penafsiran yang salah atas bahan-bahan geografis dan topografis Bibel Ibrani. Gagasan bahwa Laut Merah Herodotus bukanlah Laut Merah, melainkan Teluk Parsi tidak perlu dipercaya, karena hanya sedikit sekali bukti yang ada guna mendukungnya.

6. Herodotus (2:44) melaporkan, mengenai kekuasaan pendeta-pendeta kota Funisia Tyre pada zamannya, bahwa kota ini didirikan 2.300 tahun sebelumnya.

7. Tyre menurut Bibel (bahasa Ibrani sr) bukanlah sebuah kota di tepi 'laut' (bahasa Ibrani ym), tetapi apa yang kini merupakan oase utama Zur (zr), yang bernama Zur al-Wadi'ah, di wilayah Najran, berdiri di ujung daerah Yam (ym), berbatasan dengan gurun Arabia Tengah. 'Kapal-kapal'-nya (bahasa Ibraninya ialah 'wnywt) sebenarnya adalah kafilah-kafilah binatang beban (bahasa Arabnya 'nyt, 'kantung-kantung pelana'), dan tempat-tempat mereka berdagang dapat dikenali melalui nama-nama mereka di pelbagai bagian Arabia. Kitab Bibel berbicara mengenai Raja Hiram (hyrm) dari sr, atau 'Tyre'; tidak ada raja kuno dengan nama ini yang diakui untuk kota Tyre di Libanon, karena nama Phoenicia Ahiram (hrm bukan hyrm) adalah seorang raja Byblos, yang merupakan tempat yang lain samasekali Gebal (gbl atau qbl) termasuk dalam nama-nama tempat yang sering dipakai di Arabia Barat, sebuah Gebal tertentu, dekat Tyre Bibel, adalah Al-Qabil (qbl), di wilayah Najran. Arwad di Arabia Barat kini adalah Riwad (rwd), di dataran tinggi Asir; Sidon dalam Bibel dibahas dalam Bab 4. Menurut para ahli Geografi Arab, Lubaynan (lbynn, tanpa vokal lbnn, atau 'Libanon') adalah nama dataran tinggi yang kini berada di tengah-tengah perbatasan antara Asir dan Yaman. Di kaki perbukitan pantai daerah ini, sebuah desa yang bernama Lubayni (lbyny) masih tetap ada. Pohon-pohon araz (cedar) Libanon yang tertulis dalam Bibel mestinya adalah tumbuhan jenever raksasa Lubaynan di Arabia Barat, dan salju Libanon yang dikatakan dalam Kitab itu, tidak disangkal lagi adalah salju setempat (lihat Bab 2).

8. Carmel di Arabia Barat adalah Kirmil (juga krml), yang disebutkan dalam kamus geografi Arab Yaqut (4:448) sebagai sebuah punggung bukit pesisir di ujung selatan Asir, berbatasan dengan Yaman, sehingga terletak tepat di sebelah barat Libanon Arabia Barat (lihat Catatan 7). Ini menjelaskan mengapa Gunung Carmel kadang-kadang disebutkan sehubungan dengan Gunung Libanon dalam teks-teks Bibel, salah satu di antaranya yang tidak terduga adalah Yesaya 29:17, sb lbnwn l-krml, yang dianggap berarti 'Libanon akan diubah menjadi ladang yang subur', tetapi sebenarnya berarti 'Libanon akan berubah (atau kembali) menjadi Carmel'.

9. Nama-nama tempat yang sepadan dengan kata Ibrani glyl (berarti 'lerengan yang berteras-teras') adalah biasa di dataran tinggi Arabia Barat. Salah satu di antaranya adalah Wadi Jalil (glyl) di Hijaz Selatan, di sebelah Tenggara Taif.

10. Hrmwn dalam Bibel (dalam metatesis dari hrmn atau hmrn) bertahan sebagai nama tidak kurang dari lima tempat di Hijaz bagian selatan dan Asir yang bernama Hamran atau Khamran.

11. Wadi Adam, yang bersumber di dataran tinggi mengalir ke arah Laut Merah, kadang-kadang disebut di dalam Bibel Ibrani sebagai nhr prt, yang membuatnya mudah dikelirukan dengan Furat (Efrat) Mesopotamia. Kebingungan ini diperbesar oleh deskripsi nhr prt sebagai h-nhr h-gdwl, 'sungai besar' dalam Kitab Bibel, dan Wadi Adam merupakan salah satu wadi yang mengalir ke laut yang terbesar di Arabia Barat. Sebenarnya nama menurut Bibel Wadi ini berasal dari nama desa yang kini adalah Firt (prt), di wilayah yang sama. Seperti halnya pertempuran Karchemis, pertempuran Karkara (atau lebih tepatnya Qarqara), yang dilakukan oleh bangsa Assyria melawan raja-raja Amat dan Imerisu dan sekutu mereka Gindibu' dari Aribi dan Ahab dari Israil (Ahabu Sir'ila) di pertengahan abad kesembilan S.M., sebenarnya terjadi di Arabia Barat, bukan di sepanjang sungai Orontes di Suria seperti yang biasanya diduga. Amat, yang hingga kini dianggap merupakan sebuah referensi kepada Hamah di lembah Orontes, di utara Suria, sebenarnya kini adalah desa Amt ('mt), dekat Taif, dan tidak jauh dari Karchemis dalam Bibel. Imerisu bukanlah Damaskus Suria, seperti yang diduga tanpa berdasarkan pada alasan apa pun. Di antara beberapa alternatif lainnya di Arabia Barat, diperkirakan Marasha (mrs), di dataran tinggi selatan Asir lah (wilayah Dhahran al-Janub, lihat Bab 3) yang paling besar kemungkinannya. Gindibu' dari Aribi biasanya dianggap sebagai seorang kepala suku Arab dari gurun pasir Suria. Sebenarnya sebuah suku yang bernama Banu Jundub (gndb) masih menempati dataran tinggi Asir Tengah, dan Aribi mestinya kini merupakan 'Arabah ('rbh), sebuah desa di dataran tinggi tempat Banu Jundub masih dapat dijumpai. Karkara sendiri, dalam hal ini, mestinya adalah Qarqarah atau Qarqara (qrqr) masa ini, di pesisir Asir, di pedalaman Qunfudhah, di sebelah Selatan Lith. Ada tiga tempat lainnya yang bernama Qarqar (qrqr) juga di Arabia Barat, dan tidak satu pun yang terletak di wilayah Orontes di Suria. Jika ada kesangsian sehubungan dengan onomastics (ilmu asal kata dan nama) yang berkenaan dengan Pertempuran Karkara, seperti yang telah ditafsirkan secara geografis, lihat catatan-catatan dalam James B. Pritchard, ed., Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament (Princeton, 1969; dari sini disebut Pritchard), hal 278-279.

12. Penterjemahan catatan-catatan Mesir (seperti catatan-catatan dalam Pritchard) membingungkan masalah ini dengan jalan mengenali secara tidak teliti nama-nama yang disebutkan dengan nama-nama tempat Palestina dan Suria yang telah diketahui, dan bukan menterjemahkan aslinya, seperti yang seharusnya dilakukan. Sama halnya (seperti dalam Pritchard) dengan catatan-catatan Mesopotamia dan yang lain-lain. Pencarian tempat-tempat yang dibicarakan harus dilakukan dengan bantuan catatan-catatan asli, bukan terjemahannya.

13. Bangsa Mesir juga tertarik untuk menggunakan kayu jenever Asir (bukan kayu jenis cemara (cedar) Libanon) sebagai bahan bangunan, dan guna membangun kapal-kapal mereka, karena kayu cemara (cedar) tidak begitu cocok untuk pekerjaan ini. Untuk melihat kebingungan antara cedar dan jenever, lihat sebutan-sebutan yang relevan dalam Alessandra Nibbi, Ancient Egypt and Some Eastern Neighbours (ParkRidge, N.J. 1981).

14. Perlu dicatat di sini bahwa para sejarawan Arab pada zaman permulaan Islam, yang karya-karya mereka mengabadikan tradisi-tradisi Arab yang berhak menerima perhatian serius, menegaskan bahwa Nebuchadnezzar adalah penakluk Arabia dan menceritakan kisah-kisah penaklukannya di sana.

15. Dinilai melalui Mikha 1:1, ungkapan harapan di 'putri Yerusalem' bertanggalkan abad kedelapan S.M. Sampai kini, ahli-ahli Bibel telah menganggap ungkapan-ungkapan puitis pada Zion dan Yerusalem, sehingga meniadakan keharusan adanya informasi bersejarah yang lebih jauh lagi.

16. Kata-kata itu ditujukan kepada Sennacherib, raja Assyria (704-681 S.M.).

17. Mengenai Sabaoth menurut Bibel sebagai kuil pemujaan Yahweh utama di dataran tinggi Asir (kini desa al-Sabayat, bandingkan dengan 'lhy sb'wt atau yhwh sb'wt dalam bahasa Ibrani), lihat Bab 12.

18. Karir kenabian Zakaria bertepatan dengan awal kekuasaan raja Achaemenid Darius I (522-486 S.M.), ini jelas diketahui dengan disebutnya Darius dan tahun-tahun kekuasaannya dalam teks ramalan-ramalan Zakaria. Karena Zakaria 9:13 berbicara mengenai ywn, yang dianggap sebagai suatu referensi pada Yunani (bahasa Yunani laones), bab ini dan bab-bab berikutnya dalam Zakaria dihubungkan oleh para kritikus dengan seorang penulis lain dari zaman yang lebih baru (akhir zaman Achaemenid atau awal zaman Hellenis). Sebenarnya, kata Ibrani ywn hanya dapat merupakan sebuah referensi pada Yunani dalam Daniel. Di tempat lain dalam Bibel Ibrani, kata ini berkenaan dengan apa yang kini adalah desa-desa Yanah (yn), dekat Taif, di sebelah selatan Hijaz. atau desa Waynah (wyn) di lereng barat Asir, di wilayah Bani Shahr. Zakaria tampaknya adalah salah seorang Israil yang kembali dari Persia atau Babilon ke Arabia Barat pada awal zaman Achaemenid (lihat teks). Kecewa dengan apa yang ia temukan di sana, mungkin menyebabkan ia mengalihkan perhatiannya dari Zion dan Yerusalem lama di Arabia Barat ke suatu impian sebuah Zion dan Yerusalem yang baru di Palestina yang lebih menguntungkan.

19. Pergeseran bahasa yang berturut-turut, yang mempengaruhi negara-negara di Timur Dekat yang mengelilingi gurun Suria-Arabia yang luas itu, mestinya berhubungan dengan serangkaian gelombang pendudukan oleh suku-suku pengembara dari gurun tengah di daerah-daerah tetap di sekelilingnya. Bahasa Kanaan, tampaknya, adalah bahasa populasi kesukuan dan tetap yang asli di dataran tinggi Barat di tepian gurun Suria-Arabia, di Suria, seperti halnya di Arabia. Penduduk baru gurun, sejak dahulu, memperkenalkan bahasa Aram di sana, dan juga di Mesopotamia. Perkampungan-perkampungan yang menyusul di daerah-daerah sama yang didirikan oleh berbagai suku gurun yang berbahasa Arab memperkenalkan bahasa Arab. Sebagai sebuah bentuk bahasa induk Semit, bahasa Kanaan, bahasa Aram dan bahasa Arab dapat dipandang sebagai bahasa-bahasa yang sama tuanya, walaupun secara linguistik bahasa Arab dipandang sebagai yang tertua di antara ketiganya.

20. Sebuah tanda dari ini (di samping bunyi-bunyi vokal) adalah pemakaian pelunakan dari k tidak bersuara dalam bahasa Aram, jika didahului oleh sebuah vokal, menjadi bunyi desahan h (dgn topi bawah) tidak bersuara, yang tidak pernah diakui kebenarannya oleh penyuaraan yang sebenarnya dari nama-nama tempat menurut Bibel di Arabia Barat yang bertahan, yang menempatkan h (dgn topi bawah) selalu merupakan suatu pengucapan alternatif dari bunyi desahan yang lain, yaitu h (dgn titik bawah).

21. Sejumlah suku Arabia Barat, yang kini bukan merupakan kaum Yahudi, menegaskan bahwa kemungkinan kecil mereka pada mulanya merupakan orang-orang Yahudi, dan ada keyakinan setempat bahwa tanah Bibel para nabi terletak di sana. Adat dan pengetahuan kesukuan Arab mengingatkan bahwa kaum Yahudi menempati pegunungan Hijaz (sic) sewaktu bangsa Arab masih berada di gurun pasir, dan bahwa kaum Yahudi-lah yang pertama kali memelihara unta. Lihat Alois Musil, The Manners and Customs of the Rwala Bedouins (New York, 1928), hal. 329-330.

22. Mengenai nhrym dan prt, lihat di atas, Catatan 3 dan 11. Mengenai ksdym, lihat Bab 13. Walaupun msrym dalam Bibel kadang-kadang menunjukkan Mesir, lebih sering kata ini menandakan sebuah kota atau wilayah di Arabia Barat, di pedalaman Asir, lihat Bab 4, 13 dan 14.

23. Lihat Diskusi ringkasan dari isi topografi surat gulungan di Emil 6. Kraeling, Rand McNally Bible Atlas (New York, 1962; selanjutnya disebut Kraeling), halaman. 66-68.

24. Pekerjaan para ahli purbakala Keinjilan di Palestina sebenarnya menjadi sasaran kecaman-kecaman keras. Menulis pada tahun 1965, Frederick V. Winnet mengatakan bahwa 'fondasi dari beberapa gedung besar yang didirikan oleh para sarjana Perjanjian Lama baru-baru ini ... berada dalam keadaan yang buruk dan memerlukan reparasi yang ekstensif'. (Journal of Biblical Literature, 84 (1965); halaman 1-19). Pandangan Profesor Winnet didukung oleh beberapa ahli Keinjilan ternama lainnya seperti J. Maxwell Miller dan H.J. Franken.

25. Goshen (gsn), Pithon (ptm), dan Raamses (r'mss) yang disebut dalam kitab Kejadian dan kitab Keluaran sehubungan dengan menetapnya masyarakat Israil di tanah msrym belum pernah ditempatkan secara memuaskan di Mesir (lihat catatan dalam J. Simons, The Geographical annd Topographical Texts of the Old Testament... (Leiden, 1959; seterusnya disebut Simons), yang melakukan beberapa pengenalan percobaan). Ada dua kemungkinan untuk Goshen (Ghatan, gtn, dan Qashanin, qsnn, jamak dari qsn), sebuah Pithom (Al Futaymah, ptym, tanpa vokal ptm) dan sebuah Raamses (Masas, mss) masih dapat dijumpai di pedalaman Asir, di wilayah msrym Arabia Barat. R' yang pertama dalam r'mss (Raamses) mungkin adalah nama seorang dewa. Dalam bentuk Ra' atau Ra'i, r' itu tampil sebagai bagian pertama dari sejumlah nama tempat Arabia Barat.

26. Lain dari Bibel Ibrani, yang mengisahkan cerita lengkap kaum Israil kuno dari asal mulanya yang legendaris sampai pada abad ke-5 S.M., catatan-catatan bersejarah lainnya dari pelbagai negara di Timur Dekat hanya menceritakan potongan-potongan sejarah --daftar-daftar para raja, kisah-kisah ekspedisi militer tertentu, perjanjian-perjanjian perdamaian dan hal-hal yang seperti itu-- dan tak pernah mengisahkan cerita-cerita lengkap mengenai suatu bangsa, negara atau kerajaan tertentu.

27. Lihat terjemahan papirus-papirus Aram dari abad ke-5 S.M. yang berkenaan dengan masyarakat Yahudi Elephantine (nampaknya sebuah koloni militer dari zaman Achaemenid) dalam Pritchard, hal. 491-493, 548-549. Sejumlah papirus tersebut menyinggung masalah orang-orang Yahudi yang berbahasa Aram yang menetap di sana pada zaman purbakala. Yang menarik adalah bahwasanya papirus-papirus ini berbicara mengenai orang-orang Yahudi, bukan orang-orang Israil.

(sebelum, sesudah)


  Mencari Asal-usul Kitab Suci
  (The Bible Came from Arabia)
  Kamal Salibi
  Penerbit Pustaka Litera AntarNusa
  Jln. Arzimar III, Blok B No.7, Tel.(0251) 329026
  Bogor 16152
 
Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team